Rabu, 16 Februari 2011

HUBUNGAN ANTARA PERKEMBANGAN DAN BELAJAR

A. PERKEMBANGAN

Sebagian ahli menganggap perkembangan sebagai proses yang berbeda dari pertumbuhan. Menurut mereka, berkembang itu tidak sama dengan tumbuh, begitu pun sebaliknya. Perkembangan ialah proses perubahan kualitatif yang mengacu pada mutu fungsi organ-organ jasmaniah, bukan organ-organ jasmaniahnya itu sendiri. Dengan kata lain, penekanan arti perkembangan itu terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang disandang oleh organ-organ fisik. Perkembangan akan berlanjut terus hingga manusia mengakhiri hayatnya. Sementara itu, pertumbuhan hanya terjadi sampai manusia mencapai kematangan fisik (maturation). Artinya, orang tak akan bertambah tinggi atau besar jika batas pertumbuhan tubuhnya telah mencapai tingkat kematangan. Namun demikian, masih ada beberapa hal yang patut dipertanyakan sehubungan dengan pemisahan takrif secara hitam putih antara dua istilah di atas. Bagaimana halnya dengan pertumbuhan kuku dan rambut yang secara periodik kita potong? Bagaimana pula halnya dengan pertumbuhan sel-sel baru yang menggantikan sel-sel tua dan rusak dalam tubuh kita itu?

Persoalan takrif mana yang dipandang lebih tepat sehubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan itu akan lebih baik kita menjawab setelah medalami literatur-literatur yang berkenaan dengan masalah-masalah tersebut.

Pembahasan mengenai perkembangan ranah-ranah psiko-fisik pada bagian ini akan difokuskan pada proses-proses perkembangan yang dipandang memiliki keterkaitan langsung dengan kegiatan belajar siswa. Proses-proses perkembangan tersebut meliputi:

1. perkembangan motor (motor development), yakni proses perkembangan yang progresif dan berhubungan dengan perolehan aneka ragam keterampilan fisik anak (motor skills);
2. perkembangan kognitif (cognitive development), yakni perkembangan fungsi intelektual atau proses perkembangan kemampuan kecerdasan/kecerdasan otak anak; dan
3. perkembangan sosial dan moral (social and moral development), yakni proses perkembangan yang mental yang berhubungan dengan perubahan-perubahan cara anak dalam berkomunikasi dengan objek atau orang lain, baik sebagai individu maupun kelompok.

I. Perkembangan Motor (Fisik) Siswa
Dalam Psikologi, kata motor digunakan sebagai istilah yang menunjuk pada hal, keadaan dan kegiatan yang melibatkan otot-otot dan gerakan-gerakannya, juga kelenjar, kelenjar dan sekresinya (pengeluaran cairan/getah). Secara singkat, motor dapat pula dipahami sebagai segala keadaan yang meningkatkan atau menghasilkan stimulasi/rangsangan terhadap kegiatan organ-organ fisik.

II. Perkembangan Kognitif Siswa
Istilah cognitive berasal dari kata cognition yang padanannya knowing, berarti mengetahui. Dalam arti yang luas, cognition (kognisi) ialah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan (Neisser, 1976). Dalam perkembangan selanjutnya, istilah kognitif menjadi populer sebagai salah satu domain atau wilayah/ranah psikologis manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, dan keyakinan. Ranah kejiwaan yang berpusat di otak ini juga berhubungan dengan konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan) yang bertalian dengan ranah rasa (Chaplin, 1972).

Sebagian besar psikolog terutama kognitivis (ahli psikolog kognitif) berkeyakinan bahwa proses perkembangan kognitif manusia mulai berlangsung sejak ia baru lahir. Bekal dan modal dasar perkembangan manusia, yakni kapsitas motor dan kapasitas sensori, ternyata sampai batas tertentu, juga dipengaruhi oleh aktivitas ranah kognitif. Pada poin pertama bagian ini telah diutarakan, bahwa campur tangan sel-sel otak terhadap perkembangan bayi baru dimulai setelah ia berusia 5 bulan saat kemampuan sensorinya (seperti melihat dan mendengar) benar-benar mulai tampak.

Menurut para ahli psikolog kognitif, pendayagunaan kapasitas ranah kognitif manusia sudah mulai berjalan sejak manusia itu mulai mendayagunakan kapasitas motor dan sensorinya. Hanya, cara dan intensitas pendayagunaan kapasitas ranah kognitif tersebut tentu masih belum jelas benar.

Piaget yang lahir di Swiss itu pada mulanya bukan seorang psikolog, melainkan seorang ahli biologi yang sejak umur 20 tahun telah terkenal di seluruh daratan Eropa. Dalam usia 21 tahun ia telah berhasil meraih gelar doktor dengan disertasi hasil penelitian mengenai makhluk jenis kerang-kerangan. Selama aktif di bidang biologi ia juga aktif belajar sendiri ilmu filsafat dan psikologi.

2 komentar:

  1. benar pendidikan dalam hal usia dini sangat di perlukan dalam hal yang bisa membawa kepada halp yang positif....semoga dengan adanya pendidikan dalam usia dini serta perkembangan yang baik maka akan mewujudkan bibit-bibit yang baik serta memajukan bangsa dan negara..............

    BalasHapus
  2. saya suka psikologi
    terimakasih, berkat anda saya bisa lebih tau.

    BalasHapus